Modalitas komplementer bisa diterapkan saat seminggu fase akut stroke
Stroke adalah kondisi serius yang membutuhkan penanganan segera agar komplikasi yang lebih parah dapat dihindari. Selain terapi medis yang diberikan oleh dokter, modalitas komplementer juga bisa diterapkan untuk membantu proses pemulihan pasien stroke, terutama saat fase akut.
Modalitas komplementer adalah metode atau teknik pengobatan yang digunakan sebagai pelengkap dari terapi medis yang sudah diberikan. Beberapa jenis modalitas komplementer yang dapat diterapkan pada pasien stroke saat fase akut antara lain terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, dan terapi musik.
Terapi fisik adalah metode pengobatan yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi motorik tubuh pasien yang terganggu akibat stroke. Terapi ini dilakukan oleh fisioterapis yang akan membantu pasien melakukan latihan-latihan gerakan tertentu agar kekuatan otot dan keseimbangan tubuh dapat pulih kembali. Dengan terapi fisik, pasien stroke dapat memperbaiki kemampuan berjalan, berdiri, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.
Selain itu, terapi okupasi juga penting dalam pemulihan pasien stroke. Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian, dan mandi. Terapis okupasi akan memberikan latihan-latihan yang sesuai dengan kondisi pasien agar mereka dapat kembali mandiri dalam melakukan aktivitas tersebut.
Terapi bicara juga diperlukan bagi pasien stroke yang mengalami gangguan bicara atau bahasa. Terapis bicara akan membantu pasien dalam melatih kemampuan berbicara, memahami, dan mengekspresikan pikiran mereka dengan baik. Dengan terapi ini, pasien stroke dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dengan orang lain.
Selain terapi fisik, okupasi, dan bicara, terapi musik juga dapat diterapkan pada pasien stroke saat fase akut. Musik dianggap dapat memberikan efek relaksasi dan meningkatkan mood pasien, sehingga dapat membantu dalam proses pemulihan mereka.
Dengan penerapan modalitas komplementer saat fase akut stroke, diharapkan proses pemulihan pasien dapat berjalan lebih cepat dan hasilnya lebih optimal. Namun, sebelum menerapkan modalitas komplementer, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis yang berkompeten agar terapi yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien dan tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.