
Kadinkes tekankan Jabar fokus cegah lahirnya anak stunting baru
Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan) Jawa Barat, Dr. Berlian N. Fajri, menegaskan pentingnya fokus dalam mencegah lahirnya anak stunting baru di provinsi Jawa Barat. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis pada masa pertumbuhan. Hal ini dapat berdampak buruk pada perkembangan fisik dan mental anak, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Jawa Barat masih cukup tinggi, yaitu sekitar 26,2%. Oleh karena itu, Dr. Berlian N. Fajri menekankan pentingnya kerja sama semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta, dalam upaya pencegahan stunting di Jawa Barat.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya asupan gizi yang cukup selama kehamilan. Selain itu, juga perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap status gizi anak secara berkala, agar dapat segera melakukan intervensi jika ditemukan kasus stunting.
Dr. Berlian N. Fajri juga menekankan pentingnya promosi ASI (Air Susu Ibu) eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak, karena ASI merupakan sumber gizi yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, juga perlu ditingkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, termasuk program imunisasi dan pemberian suplemen gizi.
Dengan adanya komitmen dan kerja sama dari semua pihak, diharapkan dapat mengurangi angka kejadian stunting di Jawa Barat dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas di masa depan. Semoga upaya pencegahan stunting ini dapat menjadi prioritas utama bagi semua pihak, demi terwujudnya Jawa Barat yang sehat dan sejahtera.